8 Tantangan Privasi dan Keamanan Data dalam Penyimpanan Cloud

Penyimpanan Cloud

Hampir separuh responden global (46%) meyakini bahwa pengelolaan privasi dan perlindungan data di penyimpanan cloud lebih rumit daripada penyimpanan di lokal (on-premise). Mengapa bisa demikian?

Pasalnya, seiring dengan pertumbuhan adopsi cloud dan semakin banyak beban kerja yang dimigrasikan ke arsitektur cloud, sehingga privasi dan keamanan data pun akan menjadi semakin rumit. Untuk mengetahui apa saja tantangan keamanan data dan privasi yang terkait di cloud, simak artikel ini hingga akhir.

Penyimpanan Cloud

Apa itu Perlindungan Data Cloud?

Perlindungan data cloud adalah serangkaian praktik yang dirancang untuk melindungi integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data yang disimpan atau diproses di lingkungan cloud. Sejak pandemi Covid-19, praktik ini telah menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang beralih ke cloud.

Survei Fortinet tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 39% responden sudah menjalankan setidaknya setengah dari beban kerja mereka di cloud. Sebanyak 58% lainnya mengatakan mereka berencana melakukan perpindahan tersebut dalam 12-18 bulan ke depan.

Mengapa Perlindungan Data Cloud Penting Bagi Perusahaan?

Bagi kamu yang terjun di dunia bisnis pasti memahami bahwa perusahaan perlu mengumpulkan sejumlah data dalam jumlah besar untuk memajukan perusahaan. Mulai dari data bisnis, pelanggan, dan keuangan yang sangat sensitif hingga data yang kurang penting sekalipun.

Salah satu alasan meningkatnya jumlah perusahaan yang memindahkan datanya ke cloud adalah karena semakin banyak juga perusahaan yang beroperasi melalui portal web serta menggunakan penawaran software as a service (SaaS). Nah, kedua hal ini memerlukan akses cloud

Sayangnya, pengalihan data ke cloud tidak serta membuatnya aman. Studi Keamanan Cloud Global Thales tahun 2021 melaporkan bahwa 40% organisasi pernah mengalami pelanggaran data berbasis cloud dalam 12 bulan terakhir. 

Sebagian besar (83%) perusahaan masih gagal mengenkripsi setengah dari data sensitif yang mereka simpan di cloud. Dengan adanya informasi ini, penting bagi perusahaan menerapkan perlindungan data cloud yang konsisten, terpadu, dan otomatis. 

8 Tantangan Keamanan Saat Bermigrasi ke Penyimpanan Cloud

Saat menyiapkan migrasi data ke cloud, perusahaan mungkin akan menghadapi beberapa tantangan serius, di antaranya:

1. Infrastruktur Penyimpanan

Tantangan pertama yang harus diatasi terkait perlindungan data cloud adalah pada infrastrukturnya. Infrastruktur penyimpanan cloud sepenuhnya dikendalikan oleh vendor. Artinya, perusahaan harus bergantung pada vendor untuk memastikan infrastruktur fisik, jaringan, dan data center supaya tetap aman.

2. Kerahasiaan dan Integritas Data

Tantangan lainnya adalah menjaga kerahasiaan dan integritas data merupakan tantangan lain di cloud. Meskipun penyedia layanan cloud biasanya menawarkan mekanisme keamanan, tetap ada risiko penyalahgunaan atau akses tidak sah terhadap data yang dapat mengancam kerahasiaan informasi atau memanipulasi integritas data.

3. Kurangnya Tenaga Profesional Keamanan Berkualifikasi

Kekurangan tenaga profesional keamanan yang berkualifikasi menjadi tantangan serius dalam mengelola keamanan data cloud. Mengingat kurangnya kepercayaan dan pengalaman di bidang ini, banyak organisasi kesulitan menemukan SDM yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk mengatasi tantangan keamanan yang kompleks di lingkungan cloud.

4. Lokalisasi Data

Setiap negara umumnya memiliki regulasi dan kebijakan privasi yang ketat berdasarkan lokasi fisik data, tempat pengumpulannya, dan tempat penggunaannya. Dalam sistem yang terdistribusi, kebijakan ini dapat menyulitkan proses pemindahan data, terutama jika data disimpan atau diproses di lokasi yang berbeda.

5. Akses yang Tidak Sah

Berbeda dengan penyimpanan data lokal, penyimpanan berbasis cloud berada di luar batas jaringan dan dapat diakses langsung dari internet publik. Meskipun hal ini merupakan aset aksesibilitas bagi karyawan dan pelanggan, hal ini juga memudahkan hacker untuk memperoleh akses tidak sah ke sumber daya berbasis cloud perusahaan. 

Mengapa bisa demikian? Itu karena kebijakan kontrol akses yang lemah dapat memungkinkan penyerang mendapatkan akses langsung ke akun cloud. Entah itu melalui phising, rekayasa sosial, atau kebocoran kredensial, sehingga memungkinkan mereka mengakses dan memanipulasi data sensitif. 

6. API/Antarmuka yang Tidak Aman

Penyedia layanan cloud biasanya menyediakan sejumlah antarmuka pemrograman aplikasi (API) dan antarmuka untuk pelanggannya. Secara umum, antarmuka ini didokumentasikan dengan baik dalam upaya membuatnya mudah digunakan oleh pelanggan.

Namun, hal ini dapat menimbulkan potensi masalah jika pelanggan belum mengamankan antarmuka infrastruktur berbasis cloud mereka dengan benar. Jika API yang digunakan untuk mengakses layanan cloud tidak diamankan dengan benar, API tersebut dapat dieksploitasi oleh hacker untuk mendapatkan akses tidak sah ke data.

7. Ancaman Orang Dalam

Orang dalam yang berniat jahat atau lalai (entah itu karyawan, kontraktor, atau mitra) juga menjadi masalah keamanan dan privasi data yang serius bagi perusahaan mana pun. Jika orang ini memiliki akses ke akun cloud, ia dapat dengan sengaja membahayakan keamanan data.

8. Enkripsi Data dan Manajemen Kunci

Meskipun enkripsi data adalah praktik yang umum digunakan dalam penyimpanan cloud, tetap saja ini menjadi tantangan tersendiri. Penggunaan algoritma enkripsi yang lemah atau sudah ketinggalan zaman dapat membuat data sensitif rentan terhadap dekripsi oleh hacker.

Selain itu, manajemen kunci enkripsi yang buruk seperti penggunaan kunci default atau kunci bersama, dapat membahayakan kerahasiaan dan integritas data.

Cara Melindungi Data Saat Bermigrasi ke Cloud

Untuk mengatasi tantangan di atas dan menjaga keamanan dan privasi data, pertimbangkan praktik terbaik berikut:

  • Menerapkan kontrol akses yang kuat, meliputi penerapan kontrol akses berbasis peran (RBAC) dan autentikasi multifaktor (MFA).
  • Tinjau dan perbarui konfigurasi keamanan bisnis kamu secara berkala.
  • Pantau aktivitas API secara berkala untuk mencari tanda-tanda penyalahgunaan.
  • Tetapkan strategi enkripsi yang kuat menggunakan algoritma standar industri dan pertahankan kontrol ketat atas kunci enkripsi melalui praktik manajemen kunci yang aman.
  • Tinjau sertifikasi penyedia layanan cloud kamu, kepatuhannya terhadap regulasi, serta laporan auditnya.
  • Memberikan pelatihan kepada karyawan, kontraktor, dan mitra tentang praktik terbaik untuk menjaga keamanan data dan privasi di cloud.

Kesimpulan 

Pengalihan data ke penyimpanan cloud memang memberikan banyak manfaat bagi bisnis, namun ada berbagai tantangan yang harus diatasi supaya tidak menimbulkan risiko keamanan dan privasi data. Dengan memahami tantangan keamanan data terkait pengalihan data ke cloud, diharapkan perusahaan dapat secara efektif menerapkan praktik-praktik perlindungan data. 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *