Video Editor Harus Paham! Tugas RAM dalam Proses Rendering Video

RAM

Apakah kamu seorang video editor yang sedang mencari komputer untuk melakukan pekerjaanmu? Jika iya, kamu harus memahami bagaimana komponen-komponen komputer  seperti RAM berperan di dalam memroses video, termasuk dalam rendering.

RAM

Tugas RAM dalam Rendering 

Komponen komputer ini merupakan tempat penyimpanan memori jangka pendek yang memungkinkan kamu untuk mengakses beberapa program dalam satu waktu. Semakin besar kapasitas yang kamu miliki, semakin cepat dan efisien pengerjaan tugasmu. Hal ini berlaku juga ketika kamu melakukan video editing.

Memori ini berbeda dengan HDD atau SSD yang merupakan sistem penyimpanan data jangka panjang dari sebuah komputer. Di sistem penyimpanan tersebut, data tersimpan secara lebih permanen. Meskipun begitu, waktu yang dibutuhkan untuk mengakses data yang sudah tersimpan di sana jauh lebih lama.

Besaran RAM komputermu akan menentukan seberapa lancar prosesmu dalam melakukan video rendering. Kalau besaran memori yang kamu miliki tidak cukup besar, komputermu akan laggy dan bahkan bisa gagal ketika melakukan finalisasi video.

Ketika kamu melakukan video rendering, kamu pastinya mengakses aplikasi untuk melakukan video editing. Dalam proses itu, kamu mungkin juga membutuhkan akses akan aplikasi atau program lain, baik browser maupun pemutar audio. 

Karena itu, ketika kamu memilih perangkat komputer untuk melakukan tugas sebagai seorang video editor, kamu harus tahu jenis video apa yang kamu proses. Semakin kompleks video yang kamu buat, semakin rumit spesifikasi yang wajib kamu penuhi.

Tantangan dalam Video Editing 

Rendering merupakan kegiatan finalisasi untuk menghasilkan produk video yang akan kamu sajikan kepada penonton. Untuk lebih memahami betapa pentingnya perangkat komputer dalam mendukung kinerjamu, simak tantangan-tantangan yang untuk dihadapi video editor dalam melakukan tugasnya:

1. Format file

Tantangan pertama yang akan kamu jumpai saat melakukan penyuntingan video adalah memroses berbagai macam format data. Sebuah video bisa mengandung klip, file suara, gambar, dan juga teks. Beberapa format file yang ingin kamu ikut sertakan bisa jadi tidak sesuai dengan aplikasi editing yang kamu gunakan.

Dalam kasus seperti ini, kamu harus mengubah bentuk file yang tidak sesuai tersebut ke bentuk lain agar bisa diproses oleh aplikasi yang kamu gunakan. Prosesnya tidak sebentar dan membutuhkan kapasitas RAM yang cukup besar. Kamu juga harus mengubah file dengan aplikasi atau website terpercaya agar hasil ubahan file aman dari malware.

2. Stuck pixels dan dead pixels

Seorang video editor terkadang menjumpai stuck pixels dan dead pixels dalam produk finalnya. Stuck pixels umumnya berwarna hijau, biru, dan merah, sedangkan dead pixels seringnya berwarna hitam. Eror yang mengganggu estektika semacam ini muncul karena adanya masalah pada saat merekam video atau saat editing.

Biasanya untuk mengatasi dead pixels, kamu perlu melakukan percobaan pengambilan gambar dalam kondisi remang-remang. Kamu harus memastikan bahwa alatmu berada dalam kondisi prima saat digunakan untuk mengambil rekaman video. Sementara itu, untuk stuck pixels, kamu bisa memperbaikinya melalui aplikasi editing yang kamu gunakan.

3. Kualitas video yang menurun

Terkadang setelah proses rendering, kamu melihat bahwa video dihasilkan menurun kualitasnya. Hal ini terlihat jelas ketika kamu membandingkannya dengan raw footage yang diambil sebelumnya. Masalah kualitas bisa berbentuk gambar yang kabur, pixelated, kurang tajam, atau seperti terpotong-potong.

Permasalahan ini muncul umumnya karena software yang dipakai untuk melakukan penyuntingan video. Selain itu, bisa juga karena file yang kamu gunakan tidak kompatibel dengan software pilihanmu itu. Pastikan kalau kamu menggunakan video berkualitas tinggi untuk diedit. Pastikan juga pengaturan sumber video dengan software-mu sesuai.

4. Komputer melambat

Sudah disinggung sebelumnya jika kapasitas memori yang tidak memadai bisa menyebabkan komputermu melambat, berhenti berfungsi (freeze), atau bahkan mati (shut down) saat melakukan rendering. Kamu perlu menggunakan software yang sesuai dengan spesifikasi komputermu untuk melakukan video editing.

Sebaiknya kamu menyimpan versi asli dari video yang kamu edit karena permasalahan saat melakukan rendering dapat membuat data menjadi corrupt sehingga tidak bisa diakses lagi. 

Spesifikasi yang Dibutuhkan dalam Rendering Video 

Kalau kamu seorang video editor yang memiliki komputer dengan kapasitas memori 8GB, mungkin kamu perlu mempertimbangkan untuk melakukan upgrade. Pasalnya, ketika kamu membuka aplikasi video editing seperti Adobe Premier Pro, sebagian besar kapasitas memori yang tersedia sudah digunakan.

Memori berukuran 8GB hanya memungkinkan kamu untuk melakukan tugas-tugas dasar saja sehingga kegiatan rendering tidak bisa dilakukan dengan efisien. RAM dengan kapasitas 16GB dianggap sebagai standar di dalam industri. Kamu bisa mengedit video 1080p atau 4K dengan efek minimal.

Meskipun begitu, kalau kamu ingin melakukan rendering dan mengerjakan tugas lain di saat yang bersamaan, memori berukuran 32GB merupakan ukuran yang optimal. Dengan memori sebesar ini, kamu bisa melakukan berbagai aktivitas secara bersamaan tanpa mengurangi efisiensi. 

Pada umumnya kamu tidak membutuhkan RAM sebesar 64GB, kecuali kamu sering memroses video 8K dan motion graphics. Pilihlah kapasitas memori sesuai kebutuhanmu karena melakukan upgrading tidaklah murah.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *