Hosting Terkelola vs Hosting Mandiri, Mana yang Lebih Baik untuk Bisnis?

Hosting

Kehadiran sebuah hosting website sangat penting untuk menunjang jalannya sebuah bisnis. Secara umum, terdapat dua jenis hosting yakni hosting terkelola (managed host) dan hosting mandiri (self host). Masing-masing jenis memiliki keuntungan tersendiri bagi performa website. Bagaimana cara membedakan kedua jenis hosting ini dan manakah yang terbaik? Yuk simak penjelasannya berikut ini. 

Hosting

Apa Itu Hosting Terkelola?

Hosting terkelola merupakan penyedia hosting yang menangani semua tugas terkait website yang dimiliki pelanggan. Bisa dibilang mereka adalah pihak ketiga yang menjalankan berbagai aplikasi yang tersedia. Sebagai penyedia, mereka wajib bertanggung jawab atas pengaturan dan pemeliharaan server. Jadi pelanggan tak perlu repot untuk turun tangan sendiri dan hanya langsung menggunakan website saja. 

Apa Itu Hosting Mandiri?

Sesuai namanya, hosting mandiri merupakan proses menjalankan dan memelihara situs website menggunakan server website pribadi. Biasanya pemeliharaan melibatkan tugas-tugas server penting seperti instalasi dan konfigurasi. Karena itu, kamu akan bertanggung jawab atas pemantauan dan pemeliharaan server.

Perbandingan Hosting Terkelola dan Hosting Mandiri

Untuk membantumu menentukan jenis hosting terbaik bagi bisnis yang dijalankan, berikut perbandingan antara keduanya. 

1. Konfigurasi server

Ada banyak tugas untuk menyiapkan dan mengkonfigurasi server. Beberapa tugas yang harus dilakukan dalam mengkonfigurasi server antara lain menyediakan perangkat keras server internal atau di cloud, menginstal sistem operasi, memenuhi prasyarat aplikasi, menginstal layanan yang diperlukan serta mengikuti standar kepatuhan.

Bersamaan dengan itu, pengelola website juga harus menambah atau menghapus sumber daya kapasitas, berdasarkan permintaan. Bila kamu menggunakan layanan terkelola, maka pengaturan server ditangani oleh penyedia hosting. Sementara ketika memutuskan untuk self host, maka kamu harus melakukan pengaturan server secara pribadi. 

2. Performa website 

Performa website secara langsung akan mempengaruhi pendapatan, peringkat SEO di Google, dan reputasi brand yang kamu jual. Para penyedia hosting terkelola biasanya menjanjikan kinerja maksimal dari situs website yang dimiliki karena menggunakan teknologi dan inovasi terkini. Sementara, ketika kamu mengelola secara mandiri, maka banyak hal yang harus dipelajari dan diterapkan guna mendongkrak performa website. 

3. Keamanan

Server website yang tidak aman berisiko tinggi mengalami pencurian data. Hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kerugian besar secara finansial serta membahayakan data dan aplikasi yang ada di server. 

Ada banyak jenis serangan keamanan yang biasanya terjadi. Mulai dari perangkat lunak perusak dan ransomware, injeksi SQL, serangan DDoS, skrip lintas situs (XSS) dan spam dan.  lalu lintas buruk. Sebagai self host, kamu bertanggung jawab melindungi server dari serangan-serangan tersebut. 

Sementara itu, jika menggunakan layanan yang dikelola, kamu akan mendapatkan fitur keamanan server seperti firewall aplikasi website, perlindungan DDoS, enkripsi SSL, VPN, sertifikat SSL gratis, kepatuhan HIPAA dan pencadangan secara berkala. Kamu juga akan mendapatkan dukungan teknis selama 24 jam jika terjadi masalah keamanan.

4. Pemantauan server

Pemantauan server merupakan proses pengawasan sumber daya server dan mencakup penggunaan CPU komputer, memori hingga hardisk. Kamu dapat menggunakan perangkat lunak pemantauan server untuk hosting mandiri. 

Setelah mendapatkan visibilitas terperinci ke dalam metrik server, kamu harus melakukan pemeriksaan pemanfaatan sumber daya, waktu aktif dan waktu respons. Kamu juga bisa memaksimalkan fungsi panel kontrol yang bisa memberikan gambaran singkat tentang kesehatan server. Sementara itu, host terkelola menawarkan pemantauan server yang berkelanjutan. Penyedia akan secara proaktif menangani sumber daya server yang mulai berkurang.

5. Efisiensi

Hosting mandiri akan menyita waktu yang kamu sediakan untuk mengelola proses bisnis inti. Hal ini karena kamu tidak bisa menangani semuanya sendiri sebab banyak aspek yang harus ditangani yakni aspek teknis, keamanan, dan pemeliharaan.

Sementara itu, layanan terkelola lebih efisien dan memungkinkan kamu fokus mengembangkan bisnis dan menyelesaikan berbagai masalah penting yang dihadapi. Website bisnismu akan ditangani oleh tim profesional yang andal dalam pengelolaan server. 

6. Dukungan

Penyedia layanan host terkelola menawarkan dukungan andal 24/7 dari para profesional. Dukungan akan diberikan sebagai bagian dari paket yang dibeli. Sementara ketika menjalankan self host, kamu harus mengandalkan keterampilan sendiri untuk menyelesaikan masalah yang muncul di server. 

7. Biaya

Tidak ada biaya berulang dalam hosting mandiri. Kamu akan membayar untuk penyimpanan data, RAM, dan sumber daya server lainnya hanya sekali. Namun, kamu harus berinvestasi pada CDN untuk mengurangi latensi. Seiring pertumbuhan bisnis, perusahaan harus berinvestasi pada lebih banyak sumber daya server dan penyimpanan.

Sementara itu, ketika menggunakan layanan terkelola, kamu harus membayar biaya berlangganan secara rutin. Namun, karena sudah terkelola sepenuhnya, kamu tak perlu repot mengurus berbagai hal terkait server. 

Pilihan antara hosting mandiri atau hosting terkelola bergantung pada banyak faktor. Kamu harus menganalisis kebutuhan bisnis, anggaran dan keterampilan yang dimiliki oleh timmu. 

Self host akan mudah dilakukan dengan lebih hemat bila tim kerjamu memiliki keahlian teknis. Sementara itu, hosting terkelola lebih direkomendasikan jika kamu ingin berkonsentrasi penuh pada pengembangan bisnis dan memiliki anggaran yang cukup. 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *