Sistem Storage yang Beda: Pahami Perbedaan Antara Berbagai Macam SSD

Storage

Komputer, laptop, maupun server yang diproduksi saat ini kebanyakan menggunakan solid state drive (SSD) sebagai media penyimpan data. Cara kerja yang efisien dan stabilitas menjadi alasan SSD dianggap sebagai sistem storage yang mumpuni. 

SSD sendiri sebenarnya bermacam-macam jenisnya. Masing-masing tipe memiliki karakteristik yang unik. Yuk, pelajari lebih dalam mengenai cara kerja dan tipe SSD!

Storage

Apa Itu SSD? 

SSD merupakan media penyimpan data yang memiliki kesamaan cara kerja dengan perangkat semikonduktor seperti CPU dan RAM. Mekanisme kerjanya sangat berbeda dengan hard disk drive (HDD).

HDD bekerja dengan adanya perputaran kepingan magnetik. Kepingan harus berputar agar data yang ingin kamu simpan terekam di sana. Karena cara kerja mekanik ini, perangkat yang menggunakan HDD akan mengeluarkan bunyi saat dinyalakan. Selain itu, perangkat dengan HDD akan cenderung lebih mudah panas dan cepat aus.

Di dalam sebuah SSD, terdapat chip pengatur yang mengontrol bagaimana dan di mana data disimpan. Kepingan-kepingan flash memory merupakan komponen terbesar di dalam SSD. Flash memory merupakan lokasi penyimpanan data yang bersifat non-volatile, atau tetap menyimpan data meskipun tidak mendapatkan daya.

Pro

  • Cara kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan hard drive.
  • Tidak muncul suara berisik saat storage bekerja.
  • Mengonsumsi daya yang lebih sedikit daripada HDD.
  • Lebih awet.

Kontra

  • Kapasitas penyimpanannya cenderung lebih kecil dari HDD.
  • Harga cukup mahal.
  • Lebih sulit untuk memulihkan data jika sistem gagal atau rusak.

Tipe SSD di Pasaran 

Kalau kamu mengunjungi marketplace, kamu akan menemukan bermacam-macam produk SSD. Berikut beberapa tipe SSD yang patut kamu ketahui:

1. SATA SSD 

SATA SSD adalah tipe SSD yang paling umum ditemukan. Tipe ini memanfaatkan SATA (Serial ATA) untuk mengomunikasikan data dengan sistem penyimpan data. Salah satu keunggulan dari tipe ini adalah daya tahan yang cukup tinggi. Kamu tetap dapat menggunakan SSD bawaan meskipun usia perangkatmu sudah bertahun-tahun.

Terdapat beberapa tingkat kecepatan SATA. SATA 3, bentuk SSD yang paling fleksibel, memiliki kecepatan transfer data hingga 750MB per detik. Meskipun begitu, karena beberapa kendala seperti physical overhead saat proses encoding, kecepatan sesungguhnya berada di sekitar 600MB per detik.

2. M.2 SSD

Dahulu jenis SSD ini dikenal dengan nama Next Generation Form Factor (NGFF). Jika dilihat sekilas, bentuknya mirip dengan RAM namun berukuran lebih kecil. Notebook yang berukuran kecil dan tipis biasanya menggunakan M.2 sebagai sistem storage. Tipe M.2 yang paling sering ditemukan adalah M.2 Type-2280.

Ukuran M.2 SSD cukup bervariasi, dengan panjang berkisar antara 42 hingga 80 milimeter dan lebar sekitar 22 milimeter. Kamu bisa mengetahui ukuran SSD dari empat atau lima digit angka yang tertera di namanya. dua digit pertama biasanya menunjukkan lebar dan dua digit paling belakang menunjukkan panjang.

3. NVMe SSD 

NVMe (NVM Express) menggunakan Non-Volatile Memory Host Controller Interface Specification. Karena sistem yang terbuka ini, hardware dan software bisa memanfaatkan mekanisme paralel yang ditawarkan SSD versi mutakhir.

Dibandingkan dengan interface lainnya, NVMe mengurangi I/O overhead sehingga kinerja perangkat kamu akan meningkat secara pesat. Hal ini juga berdampak pada penurunan latensi sehingga perangkat tidak akan mengalami delay yang berlebih.

4. U.2 SSD 

U.2 SSD adalah sistem storage yang menggunakan interface bernama U.2 (dahulu sering disebut SFF-8639). U.2 dikembangkan untuk pengguna institusi atau perusahaan. Interface ini dirancang agar kompatibel dengan standar interface pada PCI-E, SATA, SATA-E, dan SAS.

SSD tipe ini memiliki tampilan yang mirip dengan hard drive tradisional jenis SATA. Meskipun begitu, U.2 SSD menggunaan konektor yang berbeda. U.2 SSD juga umumnya lebih tebal dari hard drive (yang berukuran 2.5 inci) dan beberapa jenis SSD lainnya. Jenis SSD ini mengirimkan data dengan kecepatan cukup tinggi karena menggunakan PCIe.

5. PCIe SSD 

PCIe SSD merupakan jenis SSD yang terhubung pada sebuah sistem komputer menggunakan interface yang disebut Peripheral Component Interconnect Express (PCIe). Banyak orang menggunakan PCIe untuk meningkatkan kecepatan pada server maupun ruang penyimpan data yang lain.

PCIe SSD bisa digunakan untuk menggantikan bus standards pada PCI, PCI-X, dan AGP. Tipe SSD ini juga umum kamu jumpai di kartu grafis (graphics card), Wi-Fi, maupun Ethernet. 

Bisa kita simpulkan bahwa setiap jenis SSD memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pilihan SSD yang akan kamu gunakan tergantung dari fitur apakah yang menurutmu paling krusial dan budget yang tersedia. Sebaiknya, konsultasikan kebutuhanmu kepada ahli sebelum membeli SSD.

Salah satu alasan orang membeli SSD adalah untuk menggantikan HDD yang dimilikinya. Fitur-fitur yang ditawarkan SSD memang cukup menggiurkan, terutama performa yang lebih baik. Kalau kamu merasakan bahwa perangkat dengan sistem storage HDD waktu loading-nya semakin panjang, maka pertimbangkanlah untuk menggantinya dengan SSD.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *