Manfaat Redundansi Data dalam Sistem Penyimpanan

Sistem Penyimpanan

Sejak era digital, kita semakin harus lebih berhati-hati dalam mengelola data sensitif. Masalahnya, sekalinya data tersebut tersebar, konsekuensinya pasti berupa keamanan yang terganggu. Selain itu, kesalahan memasukkan data juga dapat mengganggu sistem penyimpanan. Salah satu masalahnya adalah isu redundansi data.

Sistem Penyimpanan

Sekilas Tentang Redundansi Data 

Sesuai arti katanya, “redundansi” berarti pengulangan. Redundansi data terjadi bila Anda menyimpan data yang sama lebih dari sekali di dalam sistem penyimpanan yang juga sama. Sekilas mungkin terdengar biasa saja, namun redundasi data mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Kelebihan dari redundansi data adalah:

1. Sebagai simpanan cadangan.

Anggap saja redundansi data sebagai simpanan cadangan alternatif. Misalnya: saat bencana seperti kebakaran menghilangkan satu data, cadangannya masih aman.

2. Untuk keamanan yang lebih baik.

Sama seperti alasan di atas, data lebih aman dengan adanya “cadangan dadakan” ini. Misalnya: saat diretas, yang kena hanya yang asli – tetapi masih ada cadangan alternatif data yang sama.

3. Untuk akses serta update yang lebih cepat.

Bila satu jenis informasi dapat diakses serta di-update dari jaringan yang berbeda, maka hal ini berpengaruh pada kecepatan akses serta update dalam sistem penyimpanan tersebut.

4. Data jadi lebih akurat.

Dengan adanya data cadangan (karena redundansi data), Anda dapat membandingkan kedua data yang sama untuk memastikan ketepatan atau akurasi data tersebut.

Sayangnya, kekurangan dari redundansi data adalah:

1. Jadi tidak konsisten.

Bisa jadi, data yang sama dua kali tersimpan, tetapi masing-masing dalam format berbeda. Selain jadi tidak konsisten, kelebihan data ini jadi tidak berguna bagi perusahaan.

2. Potensi terjadinya kerusakan pada data.

Ibarat ruangan yang penuh sesak, redundansi data juga menyebabkan sistem penyimpanan jadi penuh. Hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan pada data-data yang tersimpan. Untuk mengatasinya, Anda harus mengelola semua data dengan yang baik. Selain itu, gunakan perangkat keras yang andal agar data tidak terkorupsi (corrupted files).

3. ‘Pembengkakan’ sistem penyimpanan.

Semakin banyaknya data yang tersimpan (termasuk yang tersimpan lebih dari sekali) dapat menyebabkan ‘pembengkakan’ sistem penyimpanan. Karena datanya terlalu banyak, maka komputer membutuhkan tempat lebih besar untuk menyimpan semuanya. Inilah yang menyebabkan komputer atau laptop suka terasa lambat saat Anda hendak mengambil satu data.

4. Kenaikan biaya penyimpanan.

Banyaknya data yang disimpan berarti semakin perlunya database yang juga besar. Hal ini berarti kenaikan biaya sistem penyimpanan. Hal ini akan menjadi masalah saat pekerja ingin segera menyelesaikan pekerjaan, namun terhambat oleh perangkat yang jadi lamban karena keberatan data.

Masalah lain yang mungkin akan dihadapi juga adalah saat Anda butuh tempat dengan sistem penyimpanan yang baik … namun dengan harga terjangkau.

Tipe Redundansi Data Dalam Sistem Penyimpanan 

Ternyata ada beberapa tipe redundansi data dalam sistem penyimpanan, seperti:

1. Redundansi kolom.

Penggandaan kolom di dalam tabel, tempat atribut tersimpan terulang dalam kolom berbeda, menyebabkan potongan informasi serupa tersimpan di banyak tempat.

2. Redundansi baris.

Duplikasi baris, dengan beberapa baris berisi data yang sama, bisa menyebabkan rasa bingung dan berpotensi menyebabkan kesalahan saat proses dan pengambilan data.

3. Redundansi tabel.

Ini terjadi saat ada tabel duplikat di dalam sistem penyimpanan. Karena data yang sama disimpan dalam beberapa tabel, maka ruang penyimpanan dan kebutuhan melalui proses adaptasi dengan yang sudah terjadi.

4. Redundansi fungsional.

Redundansi fungsional berupa informasi berulang dalam sistem penyimpanan sebagai hasil fungsi identik yang dilaksanakan. Redundansi data tipe ini juga bisa dari perhitungan yang dibuat dari sekumpulan data masukan yang sama.

Apa Manfaat Redundansi Data Terkait Sistem Penyimpanan?

Inilah beberapa manfaat redundansi data terkait sistem penyimpanan:

1. Tingginya ketersediaan.

Sistem utama di satu platform cloud terjaga, sementara sistem cadangan atau sekunder di sumber lain juga aman.

2. Metode darurat bila terjadi kegagalan sistem.

Ini jarang terjadi, namun kadang kegagalan sistem berisiko menghapus data. Dengan adanya redundansi data, Anda tidak perlu khawatir kehilangan semua data penting. Satu atau dua server mungkin kena masalah, namun cadangan dengan redundansi data baik masih aman.

3. Bisnis tetap berlangsung meski ada insiden tak terduga.

Misalnya: jaringan sistem mendadak mati, padahal bisnis harus tetap berlangsung. Dengan adanya redundansi data, ada kemungkinan besar data Anda tetap selamat dan tidak akan hilang, tanpa harus menunggu sistem kembali beroperasi.

4. Keamanan data.

Adanya redundansi data dalam komputasi cloud dapat menaikkan level keamanan siber. Sama seperti poin di atas, bisnis tetap berjalan langsung sementara tim IT berusaha memperbaiki kerentanan sistem penyimpanan yang ada oleh serangan siber.

Sebenarnya, redundansi data tidak benar-benar sama dengan backup data. Metode perlindungan data dengan redundansi adalah untuk melindungi data bila salah satu server mengalami masalah, seperti rusak atau berjalan lamban.

Sementara itu, backup data diperlukan saat server mempunyai masalah yang lebih besar lagi. Misalnya: pusat data (data centre) kebakaran. Backup data dapat memulihkan kondisi perusahaan, meskipun membutuhkan waktu.

Karena itulah, saran untuk semua perusahaan adalah memiliki pusat data (data centre) yang mempunyai fasilitas untuk redundansi data maupun backup data. Jadi, tidak ada lagi masalah terhambatnya akses data dari sistem penyimpanan. Apa pun penyebabnya, kedua fasilitas tersebut menyelamatkan perusahaan.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *